Tapanuli Selatan | Jejakkriminal.com – Proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) terus menjadi sorotan setelah muncul dugaan bahwa sebagian besar pengerjaannya diambil alih oleh pihak ketiga.
Oknum berinisial HR, yang disebut-sebut sebagai orang dekat mantan Bupati dua periode menjadi santer pembahasan di kalangan publik.
Proyek yang seharusnya dikelola secara swakelola oleh kelompok tani, justru beralih ke pihak ketiga. Di Kecamatan Angkola Timur, sejumlah proyek P3TGAI diduga bermasalah.
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang dibentuk, disinyalir hanya dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan dana. Nama-nama kelompok tani diduga dipinjam untuk memenuhi persyaratan administrasi, sementara pengerjaan proyek sepenuhnya diserahkan kepada pihak ketiga.
Ketua Gabungan Pergerakan Tapanuli (GAPERTA), Stevenson Ompu Sunggu, mengungkapkan hal ini pada Rabu (19/11/2025) setelah menerima laporan dari berbagai sumber mengenai kondisi P3TGAI yang telah selesai dikerjakan.
“Nama HR muncul di setiap proyek P3TGAI di kecamatan Angkola Timur dan Sipirok,” ujar Steven, yang mengklaim mendapatkan informasi akurat dari sumber terpercaya.
HR diketahui sebagai orang dekat tokoh nasional berinisial SP. Selain P3TGAI, HR juga disebut-sebut terlibat dalam sejumlah proyek lain di Tapsel.
Steven khawatir akan adanya penyimpangan dana yang signifikan, termasuk dugaan mark-up anggaran dan pengalihan dana untuk kepentingan pribadi.
“Dari delapan titik P3TGAI di kecamatan Angkola Timur dan Sipirok, semuanya dikerjakan oleh HR atas penunjukan dari SP,” imbuhnya.
Proyek P3TGAI yang berlokasi di desa Huraba, Pargarutan Tonga, Sijungkang, Sitaratoit, dan lainnya, diduga dikerjakan oleh HR dengan mengatasnamakan P3A yang dibentuk.
Dari hasil pengamatan, kualitas pekerjaan proyek P3TGAI disinyalir tidak sesuai spesifikasi dan luput dari pengawasan Konsultan Manajemen Balai dan Tenaga Pendamping Masyarakat.
“Padahal, ada anggaran Rp30 juta untuk pengawasan di tiap lokasi,” kata Steven.
GAPERTA berencana melaporkan temuan ini kepada aparat penegak hukum (APH). Mereka berharap APH dapat mengungkap oknum yang terlibat dan bertanggung jawab dalam proyek P3TGAI ini.
“Setelah bukti-bukti terpenuhi, akan segera kita laporkan secara resmi,” pungkasnya.
Dalam proyek P3TGAI yang diduga sarat kepentingan pribadi, oknum kelompok tani, Konsultan Manajemen Balai, Tenaga Pendamping Masyarakat, dan pihak lain diduga terlibat. APH diharapkan bertindak tegas dalam penindakan dan penegakan hukum.
Kasatker BBWS Sumatera II Medan, Indra Kurnia, belum memberikan tanggapan terkait tuduhan ini hingga berita ini ditayangkan.(arios)













