Kapolsek Wawaykarya Turut Hadir Guna Berikan Pengamanan. (Foto : istimewa)
Lampung Timur |Jejakkriminal.com – Toleransi Antar Agama serta merangkul seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu, sikap pengayom itulah yang ditunjukkan oleh seorang AKP. Eddy Iskandar S S.Pd dalam menjalankan Tugas dan Fungsinya sebagai Kapolsek Waway Karya. Hal tersebut ditunjukkan dalam giatnya menghadiri serta terjunkan personilnya guna beri pengamanan kepada ribuan Umat Hindu Sedarma Desa Jembrana yang Tengah Merayakan Hari Suci Galungan pada Rabu 23 April 2025.
Bertempat di Desa Jembrana Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur, Ribuan Umat Sedarma Rayakan Hari Raya Galungan serta Persembahyangan dengan penuh Hikmat, acara Galungan yang dilaksanakan dari 22 hingga 23 April tersebut dipimpin oleh pemimpin Adat Desa setempat.
Pada kesempatan tersebut AKP. Eddy Iskandar S S.Pd selaku Kapolsek Waway Karya mengungkapkan, selain dirinya hadir sebagai bentuk Toleransi antar umat ber-agama, Sosok yang Akrab disapa Uwak Edi tersebut juga menerjunkan personilnya guna berikan pengamanan kepada Umat Sedarma Desa Jembrana yang tengah merayakan Hari Raya Galungan.
“Selain bentuk toleransi antar umat ber-agama, ini juga merupakan salah satu kewajiban bagi saya dalam menjalankan tupoksi saya sebagai seorang pengayom masyarakat tanpa pandang bulu, ras, maupun agama. Saya berharap saudara-saudari kita para umat Sedarma dapat dengan khusu’ dalam menjalankan persembahyangannya. Serta saya mewakili jajaran dari Polres Lampung Timur mengucapkan selamat Hari raya galungan kepada seluruh masyarakat yang tengah merayakan, khususnya warga masyarakat desa Jembrana ini.” Ucapnya
Dikesempatan tersebut Pemedek yang hadir menghaturkan persembahan atau banten sebagai wujud rasa syukur kehadapan Hyang Widhi atas segala anugerah yang diberikan, selanjutnya umat sedharma melaksanakan persembahyangan bersama dan diakhiri dengan memohon air suci dan bija. Kegiatan terlaksana dengan tertib dan penuh khidmat. Meski guyur terik matahari, namun tak membuat para Umat Hindu beranjak dari Pura. Mereka justru tetap bertahan, mengikuti seluruh rangkaian persembahyangan sampai selesai.
Kepala Desa Jembrana I Gede Sarwo dikesempatan tersebut turut menjelaskan beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan dari sebelum hingga saat terlaksana Galungan.
“Setelah Sugihan Jawa disambung dengan Sugihan Bali yang maknanya membersihkan diri kita secara jasmani dan rohani sebagai persiapan menyambut Galungan. Dalam kalender Bali setiap tiga hari sebelum Hari Raya Galungan ada yang namanya Penyekeban secara filososif artinya manusia melakukan nyekeb atau ngekang indria (nafsu) untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama,” Jelas I Gede.
Lebih lanjut usai penyekeban disambung dengan Penyajaan yaitu memantapkan diri saat mendekati hari puncaknya. Penampahan Galungan adalah saat dimana Umat Hindu mulai disibukkan dengan pemasangan Penjor baik di rumah maupun di Pura dengan bekerja bakti.
“Saat memasuki puncaknya setelah semua perlengkapan upacara siap, Bhuana Alit dan Bhuana Agung bersih barulah dilakukan persembahyangan di Pura bersama-sama. Tidak hanya sampai disini, setelah puncaknya masih ada lagi yang namanya Manis Galungan, Pamacekan Agung, Pemaridan Guru, sampai Hari Raya Kuningan dan ditutup dengan Megat Tuwakan total 42 hari dihitung dari Sugihan Jawa,” tambahnya.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Desa Jembrana menjelaskan, Perayaan Hari Suci Galungan dirayakan setiap 6 bulan sekali. Istimewanya, Galungan tidak mematok tanggal tertentu. Melainkan berdasarkan penghitungan hari, dan selalu dilaksanakan setiap Rabu Kliwon dalam Wuku Galungan.
Dijelaskan, Hari Raya Galungan merupakan momen kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (ketidakbaikan). Perayaan ini mengajarkan nilai-nilai moral dan spiritual untuk melawan hawa nafsu dalam diri manusia, serta menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, sebagai simbol penghormatan, setiap rumah umat Hindu menghiasi penjor yang menjulang tinggi di depannya. Termasuk di Pura dengan jumlah lebih banyak.
#AG