Sungailiat | Jejakkriminal.com – Kasus kematian Ibu melahirkan dan bayi baru lahir masih menjadi momok di Indonesia Khususnya di Kabupaten Bangka.Walaupun Kabupaten Bangka mengalami penurunan kasus kematian Ibu dan Bayi yang pada tahun 2022 mengalami 3 kasus kematian Ibu dan 44 kasus kematian bayi,untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka mengadakan pertemuan pengkajian untuk mengoptimalkan penyelamatan dan peningkatan kesehatan Ibu dan Anak.
Kegiatan yang diadakan di ruang pertemuan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka pada Kamis (02/03/2023),yang dihadiri para Dokter SpOG dan Dokter SpA diKabupaten Bangka ini bertujuan untuk mengeliminasi kematian ibu dan kematian perinatal yang dapat dicegah dengan cara mengumpulkandan menggunakan data/informasi dari setiap kematian ibu fan kematian perinatal untuk menyusun intervensi dan memantau dampaknya pada setiap kesehatan.Bupati Bangka Mulkan SH.MH dalam sambutannya yang dilakukan secara virtual mengatakan bahwa angka kematian ibu (AKI),angka kematian neonatus (AKN) di Indonesia dalam dekade terakhir ini mengalami penurunan.Tetapi masih tinggi bila dibandingkan dengan negara tetangga di asia tenggara.
“Data kematian ibu dan bayi ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana tahun 2021 data kematian ibu berjumlah 17 orang dan bayi 40 orang”.Jelasnya.Bupati mengatakan selama ini pemarintah telah melakukan banyak program yang ditujukan untuk memperbaiki status kesehatan ibu
Yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu tersebut.Salah satu program pemerintah yang masih berlangsung hi gga saat ini adalah audit terhadap kematian ibu dan perinatal yang dimulai sejak 1994 dan telah mengalami revisi pada tahun 2010.
“Karena kematian ibu dan bayi adalah suatu kejadian mayoritas yang dapat dicegah,maka setiap kematian ibu harus dihitung dan dikaji supaya tidak terjadi kematian serupa dimasa depan”.
“Banyak dari kematian tersebut sebetulnya dapat dicegah melalui perubahan pada kondisi kesehatan dan prilaku si ibu sebelum hamil,pada saat terjadinya kehamilan,dan perbaikan pada akses menuju fasilitas kesehatan khususnya untuk ibu hamil yang tinggal di daerah terpencil.Dan dukungan masyarakat dimana ibu hamil tersebut tinggal,serta parubahan atau perbaikan pada kualitas pelayanan yang diterima oleh ibu tersebut”.Tambahnya.
(Raja)