Jeritan Petani Paluta: Irigasi Jebol, Pemerintah Lambat, Sawah Terancam Gagal Panen

Nasional1,016 views

Padang Lawas Utara| Jejakkriminal.com – Ratusan hektar sawah di Kecamatan Padang Bolak dan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), kini kering kerontang dan terancam gagal panen. Kondisi ini menyusul jebolnya talang bendungan irigasi di Desa Gunungtua Baru sejak Mei 2025. Hingga Kamis, 23 Oktober 2025, perbaikan tak kunjung dilakukan, memicu kekhawatiran mendalam di kalangan petani yang juga terancam gagal tanam.

Kerusakan parah pada talang air dan bangunan pendukung irigasi Batang Ilung ini telah menyebabkan lima desa kehilangan pasokan air untuk sekitar 750 hektar lahan pertanian. Kondisi ini sangat memukul petani yang menggantungkan hidupnya pada jaringan irigasi tersebut.

Staf Teknis UPT PUPR Sumatera II, Hendri dan Muhammad Siddik, menyatakan pihaknya hanya bisa turun ke lokasi jika mendapat arahan resmi dari pimpinan, dalam hal ini Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) di Medan. Mereka menyarankan agar Bupati Paluta segera mengirim surat ke Kementerian PUPR dan BWS di Medan agar perbaikan bisa segera diproses.

Masyarakat dan tokoh setempat, termasuk Tongku Fauzan Siregar, menyoroti lambannya penanganan. “Pemda sudah meninjau lokasi, tapi belum ada perbaikan. Petani makin sengsara, sementara BWS juga belum ada tindakan sama sekali!” serunya. Gumuru Dasopang menambahkan, “Kalau terus dibiarkan, bukan hanya sawah yang rusak, tapi ekonomi warga ikut terdampak.”

Publik mempertanyakan laporan resmi Satker Operasi Pemeliharaan BWS Sumatera II di Paluta ke Provinsi serta kemana anggaran pemeliharaan yang seharusnya bisa digunakan untuk perbaikan darurat. Kritik pedas mengalir, menuding anggaran pemeliharaan ada tetapi tidak dikelola dengan baik, menjadikan warga dan petani korban dari kelalaian ini.

Wakil Bupati Paluta, Basri Harahap, mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II untuk segera menindaklanjuti kerusakan berat ini. “Demi mendukung program ketahanan pangan nasional dari Bapak Presiden, kita sangat mengharapkan agar Kementerian PUPR atau BBWS Sumatera II segera menangani kerusakan talang air irigasi Batang Ilung,” ujarnya.

Menurut laporan lapangan, pintu penguras dan talang air mengalami kerusakan struktural serius akibat usia konstruksi yang sudah tua serta tekanan aliran air yang tinggi. Sedimentasi juga memperburuk fungsi saluran induk, menyebabkan air tidak dapat dialirkan secara optimal.

Wabup Basri menambahkan, jika irigasi tidak segera diperbaiki, petani berpotensi kehilangan dua musim tanam. “Dampaknya bukan hanya pada produksi beras daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. Pemkab Paluta telah mengusulkan penanganan darurat sembari menunggu proses rehabilitasi permanen.

Kades Gunung Tua Baru, Adi Putra Harahap, turut menyampaikan harapannya. “Air sudah tak sampai ke sawah. Kalau begini terus, kami tidak bisa tanam padi tahun ini,” pungkasnya.

Masyarakat mendesak BWS Medan, dinas terkait, Pemprov Sumut melalui PSDA, dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR segera turun tangan. Pemkab Paluta juga diminta cepat berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan mendorong DPRD Provinsi Dapil Tabagsel untuk mendesak pihak terkait agar mempercepat perbaikan. Petani menuntut tindakan nyata, bukan janji di atas kertas, agar sawah kembali produktif dan mereka bisa bernapas lega.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed