Polisi Diminta Ungkap Aktor Intelektual Dugaan Penganiayaan Karyawan PT TPL di Desa Sanggapati 

Hukum & Kriminal3,679 views

Tapanuli Selatan | Jejakkriminal.com – Sejumlah karyawan PT Toba Pulp Lestari (TPL) mengalami korban penganiayaan dan pengeroyokan oleh sekelompok oknum warga di Desa Sanggapati, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) pada Rabu (9/4/2025) sore.

Diantara karyawan yang mengalami penganiayaan dan pengeroyokan, satu korban diantaranya mengalami luka berat dan tiga orang luka ringan. Karyawan tersebut bernama Iwan Fransisco Sianipar, Wiki Mardiansyah, Antonio Sitorus dan Suriadi Muda Siagian.

Peristiwa itu terjadi saat para korban hendak menjemput rekan kerjanya yang diduga disandera oleh warga bernama Banda Pulungan bersama kawan-kawan yang telah dilaporkan sebagai pelaku penganiayaan.

Kapolres Tapsel melalui Kasi Humas Polres Tapsel, AKP Maria Marpaung membenarkan adanya laporan tersebut. Maria mengatakan, penyidik akan melakukan pemeriksaan atas laporan insiden dimaksud.

“Benar, laporan korban sudah diterima dan penyidik akan segera melakukan pemeriksaan,” ujar AKP Maria kepada wartawan.

Sementara itu, Corporate Communication Head PT TPL Salomo Sitohang mengungkapkan kalau peristiwa itu dipicu adanya penolakan oleh sekelompok warga atas keberadaan alat berat milik perusahaan yang hendak beroperasi di areal Dusun Saba Tarutung, Desa Batang Tura.

Diterangkan Salomo, sebelumnya pada Selasa malam (8/4/2025) alat berat tersebut dihentikan oleh sekelompok warga di Kelurahan Batang Tura Sirumambe, Kecamatan Angkola Timur. Warga terkesan mendapati isu bohong tentang adanya alat berat yang hendak beroperasi di lahan mereka.

Padahal alat berat tersebut hendak beroperasi untuk mengerjakan kebun di areal warga Dusun Saba Tarutung, dan hal itu pun merupakan permintaan masyarakat Dusun Saba Tarutung sendiri.

“Sangat disayangkan ada pihak tertentu yang sengaja menyebarkan berita bohong dengan mengatakan bahwa alat berat tersebut hendak beroperasi di areal Batang Tura Sirumambe, padahal ditujukan mengerjakan kebun warga di Dusun Saba Tarutung sesuai hasil kesepatakan kerja sama areal,” beber Salomo.

Atas penolakan kelompok warga tersebut, maka alat berat diputar balik dan diparkir di areal konsesi TPL tepatnya di Dusun Silinggom-linggom, Desa Sanggapati. Dan esoknya terjadi insiden pengeroyokan di lokasi itu.

Meskipun alat berat tersebut hanya sekedar parkir di wilayah warga yang diduga terprovokasi isu bohong tersebut, sekelompok orang tetap melakukan penolakan dan mengusir keberadaan alat berat dengan mengintimidasi operator alat berat.

Di bawah ancaman warga, operator alat berat tersebut terpaksa menjalankan alat berat nya sehingga mengakibatkan jalan aspal sepanjang Dusun Silinggom-linggom hingga Dusun Proyek mengalami kerusakan.

Setibanya alat berat di Dusun Proyek, operator alat berat mengalami pingsan akibat traumatik atas intimidasi dari kelompok warga. Saat itu juga operator alat berat dilarikan ke klinik TPL.

“Namun, staf Humas dan security masih tetap disandera oleh kelompok warga. Saat penyanderaan terjadi, datang tim security dari kantor melakukan penjemputan dan disitulah terjadi penganiayaan,” tambah Salomo.

“Akibat peristiwa yang diduga terprovokasi oknum berkepentingan tersebut, salah seorang security kami mengalami luka parah hingga tak sadarkan diri dan saat ini masih dirawat di RS TNI Padangsidimpuan. Korban lainnya mengalami luka pada dahi, mata dan leher hingga mengeluarkan darah,” terangnya lagi.

Saat peristiwa pengeroyokan itu, lanjut dia, sejumlah oknum warga terlihat ada yang menggunakan senjata tajam dan ada beberapa oknum juga yang mengenakan seragam ormas.

Dijelaskan, selain korban luka, pihaknya juga mengalami pecah kaca spion satu unit mobil operasional perusahaan yang diduga sengaja dirusak sekelompok warga saat kejadian berlangsung.

Sebab itu, berharap pihak kepolisian yang menerima laporan korban segera melakukan proses hukum terhadap para pelaku yang terlibat. Ia juga meminta penyidik dapat mengungkap oknum aktor intelektual dibalik peristiwa ini.

“Kami berharap, dengan adanya peristiwa serta laporan kami ini, dapat menjadi atensi bagi bapak Kapolres melalui jajarannya untuk mengungkap aktor intelektual dan para pelaku ditindak sesuai hukum yang berlaku,” pungkasnya.

Nah, hasil penelusuran wartawan di lapangan, seorang warga menyebutkan kalau perihal alat berat yang melintas menjadi larangan bagi warga bukanlah alasan. Karena, beberapa waktu lalu ada juga alat berat yang memiliki kapasitas beratnya lebih tinggi lalu lalang di areal tersebut.

Namun, kalau penolakan beralasan karena alat berat masuk ke areal perkebunan warga. Menurut dia, ada indikasi provokasi warga dari oknum berkepentingan.

“Menurut analisa saya, bentrokan ini sengaja diciptakan oleh oknum yang berkepentingan. Warga diduga telah terprovokasi oleh hasutan sekelompok orang saja,” tegas warga yang enggan ditulis namanya dalam berita.

(Arios)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed