Kabupaten Bangka Targetkan Zero Stunting Tahun 2024

Nasional100 views

Sungailiat | JejakKeiminal.com – Pemerintah Kabupaten Bangka menargetkan Zero kasus Stunting di Kabupaten Bangka pada akhir 2024 nanti,hal ini diungkapkan oleh PJ Bupati Bangka M.Haris AR,AP,MH. saat memimpin rapat koordinasi percepatan penanganan Stunting di kabupaten Bangka yang berlangsung di Ruang OR Pemkab Bangka.Senin (16/10/2023).

Turut hadir dalam rapat tersebut Sekda Bangka Drs,Andi Sudirman,Ketua TP PKK Bangka Farrah Diba,Kepala OPD Kabupaten Bangka,serta para camat daerah lokus stunting seperti Camat Mendo Barat,Camat Belinyu,Camat Riau Silip dan Camat Sungailiat.

Dalam arahannya PJ Bupati Bangka menegaskan bahwa kasus Stunting di Kabupaten Bangka ini harus segera diatasi secepatnya,untuk itu semua perangkat dan stakeholder terkait harus bersinergi dan bekerja sama dalam percepatan penurunan kasus Stunting di Kabupaten Bangka.

“Stunting ini merupakan masalah bersama,jadi tugas ini bukan hanya tugas para camat dan kades daerah lokus stunting saja,tetapi semua OPD dan Stakeholder harus ikut terlibat dalam percepatan penanganan Stunting ini.Kita harus bekerja bersama sama,untuk OPD sudah saya jelaskan tugas maupun tanggung jawabnya masing masing”.Jelas Haris.

Ditambahkannya,semoga saja pada akhir 2024 nanti Kabupaten Bangka sudah terbebas dari Stunting.Maka Dari itu segala upaya harus dilakukan dari sekarang.Seluruh perangkat baik OPD dan jajarannya harus bergerak bersama dalam upaya pencegahan dan penurunan kasus Stunting ini.

“Kita berharap semua pihak yang terlibat dalam pengangan Stunting ini dapat menjalankan fungsi dan tugasnya masing masing.Kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keseimbangan gizi melalui puskesmas dan posyandu yang ada dimasing masing desa.Penting juga untung memberikan edukasi kepada para generasi muda untuk mempersiapkan usia pernikahan semateng mungkin,baik dari segi kesehatan maupun dari segi ekonomi.Intinya Stunting ditimbulkan dari akibat asupan gizi yang kurang seimbang,hal ini diakibatkan karena faktor ekonomi serta ketidaktahuan masyarakat pentingnya untuk menjaga asupakan gizi khususnya anak balita”.Pungkasnya.

 

(Raja)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed